Rabu, 03 November 2010

Media Tanam Terbaik Untuk Buah Naga


Beberapa tahun belakangan, saya terus mencari dan melakukan beberapa kali percobaan untuk menemukan komposisi media tanam terbaik untuk budidaya tanaman buah naga, karena media tanam merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan produksi buah naga.


Kali ini saya akan bercerita tentang media tanam terbaik (setidaknya bagi daerah saya-Blora) yang saya temukan secara tidak sengaja. Tetapi perlu diketahui bahwa keberhasilan budidaya bukan hanya ditentukan oleh media tanam, tetapi juga masih banyak faktor yang mempengaruhi baik ketinggian permukaan tanah, iklim dan suhu, intensitas sinar matahari, dan masih banyak lagi.

Pada tahun-tahun pertama dulu saya mencoba menggunakan media tanam dengan komposisi sesuai dengan informasi yang saya dapatkan dari berbagai macam sumber, ada yang menggunakan media utama pasir (karena memang buah naga termasuk tanaman kaktus), juga dengan media utama tanah dengan berbagai campuran lain diantaranya pupuk kandang, kompos, kapur dolomit, bubuk batu bata, sekam dan lain-lain dengan berbagai macam perbandingan komposisi masing-masing bahan tersebut.

Memang dengan media tanam apa saja buah naga juga tetap dapat tumbuh, tetapi dalam budidaya untuk produksi tentu saja perlu dilakukan berbagai cara untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksinya. Dan seorang pelaku budidaya tidak boleh cepat puas dan berhenti mencari pola budidaya yang baru yang bisa meningkatkan hasil produksi dari pola sebelumnya.

Saya menemukan media tanam paling baik secara tidak sengaja ceritanya begini, suatu waktu di tanah halaman orang tua saya ada bangunan dibelakang rumah yang diruntuhkan dan hasil reruntuhan bangunan tersebut dibiarkan dan cuma diratakan saja dengan tujuan agar pekarangan belakang rumah tanahnya tidak becek saat musim hujan. Kemudian iseng-iseng saya menanam bibit buah naga dengan menggunakan tong yang dipotong-potong dan diisi reruntuhan bangunan tersebut tanpa menggunakan tanah sama sekali. Karena saya berpikir dipasir saja bisa hidup, di tanam di reruntuhan bangunan pasti juga hidup. Lalu saya tambahkan pupuk kandang seperlunya karena memang tujuan saya cuma iseng menanam di rumah milik orang tua saja.

Berjalannya waktu, tak disangka tanaman buah naga tersebut tumbuh jauh lebih cepat dan terlihat lebih segar daripada tanaman yang saya tanam di kebun dengan media tanam tanah+batubata+pasir+kapur dolomit ditambah perawatan setiap harinya, sedangkan tanaman yang saya tanam di media tanam reruntuhan bangunan tersebut tidak saya rawat dengan sungguh-sungguh. Dan sekarang saya mulai beralih menggunakan media tanam dari reruntuhan bangunan tersebut. Jadi intinya media tanam lebih baik jika menggunakan bahan yang tidak lama menyimpan air, dan perakaran buah naga butuh udara untuk tumbuh lebih baik. Reruntuhan bangunan tersebut terdiri dari semen, pasir, kapur, batu bata dan semua bahan tersebut tidak lama menyimpan air. Tanaman buah naga sangat membutuhkan air terutama pada masa berbuah, tetapi air tidak boleh menggenang dalam media yang membuat media basah terus menerus dan malah mengganggu pernafasan akar.

Perlu diingat, media tanam tersebut juga tetap memerlukan pemupukan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan tanaman baik pada masa vegetatif maupun generatif. Semoga bermanfaat.

sumber : klik disini

0 comment:

Posting Komentar

 
;